.png)
Biografi Pengasuh Pon-Pes
An-Nawawi
Kiai Haji Achmad Chalwani (lahir di Purworejo, 19 Desember 1954; umur 59 tahun) adalah pengasuh
Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Gebang, Purworejo dan mursyid
dari Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah. Ia pernah
duduk sebagai anggota DPD mewakili
provinsi Jawa Tengah
Keluarga
Chalwani adalah putera ketiga dari pasangan KH. Muhammad
Nawawi dan Nyai Saodah. KH.
Muhammad Nawawi adalah tokoh di balik berdirinya Jam'iyyah Ahli Thoriqoh
Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyah.
Pendidikan
KH. Achmad Chalwani bersama Syekh Ali bin Abdul Wahab
Sebagaimana
ayahandanya, Chalwani dibesarkan dan dididik di dalam lingkungan pesantren di bawah
didikan dan pengawasan dari ayahnya. Menginjak masa remaja ia belajar dari satu
pesantren ke pesantren lainnya, disamping itu ia juga mendapatkan bekal
pendidikan formal. Pesantren-pesantren tersebut antara lain: Pondok Pesantren
Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Pondok
Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Lirboyo, Mojoroto, Kediri. Sedangkan pendidikan formalnya
dimulai dari SDN Gintungan
(1968), PGA
Ma'arif Berjan (1971), MTs Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo, Mojoroto, Kediri (1973), MA Hidayatul Mubtadi-ien Lirboyo, Mojoroto, Kediri (1976), STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta (2001).
Kiprah
Pondok Pesantren
Sejak sepeninggal KH. Muhammad Nawawi pada tahun 1982 kepemimpinan
pondok pesantren dilanjutkan olehnya. Dalam periode inilah Pondok Pesantren An-Nawawi berkembang, terbukti dengan semakin
banyaknya santri yang datang
untuk menuntut ilmu yang berasal dari berbagai daerah, baik dari dalam pulau Jawa maupun luar Jawa dan bahkan ada
yang datang dari luar negeri, seperti Malaysia.
Sebagai
pemegang pimpinan tinggi di trpondok pesanen, KH. Achmad
Chalwani menyadari betul bahwa tujuan luhur dan mulia yang dirintis oleh para
pendahulunya, merupakan amanat yang wajib dijaga dan dikembangkan selaras
dengan perkembangan zaman dengan tidak meninggalkan ciri khas pesantren salafiyahnya. Hal ini
dimaksudkan agar keberadaan dan peranan pondok pesantren di masa
kini dan yang akan datang, mampu memberikan kontribusi yang lebih besar bagi
peningkatan martabat hidup masyarakat disekitarnya. Berbagai langkah dan
strategi untuk mengembangkan pondok pesantren terus
dilakukannya, seperti mengirim da’i-da'i muda diberbagai daerah terbelakang,
melaksanakan berbagai kegiatan majlis ta’lim dan selapanan. Peristiwa
penting yang terjadi pada periode ini adalah dirubahnya nama Pondok Pesantren Roudlotut
Thullab menjadi Pondok Pesantren An-Nawawi pada tanggal 6 Januari 1996 M, yang bertepatan dengan tanggal
16 Syakban 1416 H.
Kehidupan pribadi
Ia menikah dengan Siti Sa'adah, puteri dari KH. Ahmad
Abdul Haq Dalhar (pengasuh Ponpes Darussalam di Watucongol, Gunungpring, Muntilan, Magelang) dan
dikaruniai tiga orang anak: Ashfa Khoirunnisa', Muhammad Khoirul Fata dan
Muhammad Saliq Iqtafa.
Karier
- Ketua Dewan Pembina, Yayasan Pengembangan Pondok Pesantren Roudlotut Thullab Berjan, Gebang, Purworejo
- Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi
- Dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam An-Nawawi Purworejo
- Rois Idaroh Syu’biyyah Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah untuk Kabupaten Purworejo
- Mudir Tsani Idaroh Wustho Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah untuk provinsi Jawa Tengah
- Syuriyah PWNU Jawa Tengah, masa jabatan 2008-2013
- Anggota Dewan Penasihat MUI Provinsi Jawa Tengah, masa jabatan 2011-2016
- Penasihat GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) di Kabupaten Purworejo
- Ketua II PP Induk Koperasi Pondok Pesantren (INKOPONTREN)
- Penasihat PP Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
- Penasihat PP Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama
- Penasihat Paguyuban Warga Jawa Tengah di Jakarta
- Ketua Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) daerah DIY, Kedu dan Banyumas
- Anggota DPD mewakiliProvinsi Jawa Tengah, masa jabatan 2004-2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar